MAHKAMAH KONSTITUSI:PASANGAN SUKA HAMDI AKHIRNYA BERHASIL MELENGGANG KE KURSI BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TEBO *MONEY POLITIC TIDAK MENGARAH PADA PELANGGARAN SECARA TERSTRUKTUR ,SISTIMATIS, DAN MASIF*DALIL-DALIL KEBERATAN PASANGAN YOPI-SAPTO TIDAK TERBUKTI DAN TIDAK BERDASARKAN HUKUM * HUMAS PROVINSI KEBOBOLAN BERITA ISTRI GUBERNUR AKIBATNYA NAMA BAIK GUBERNUR JAMBI TERCEMAR*SAMISAKE:100 juta untuk pendidikan di tiap kabupaten*WAKIL GUBERNUR:Arah Pembangunan Provinsi Jambi berwawasan Lingkungan*SAMISAKE:22 Milyar untuk bedah rumah di tiap kabupaten*Pemerintah Jambi beri bantuan dana 3,6 milyar untuk renovasi gedung Taman Budaya*Warga masih saja mengeluh soal pelayanan PDAM Tirta Mayang *HBA optimes Jambi Emas terwujud*2011 Pemerintah Jambi gulirkan dana bantuan 5 juta untuk Pengrajin*Pemprov Jambi dan PTPN VI bersama membangun Jambi*SAMISAKE:Satu Milyar Satu Kecamatan * Anggota Korpri harus Netral *

4/09/2011

Inflasi di Jambi harus Dikendalikan



 
LAJU Inflasi hingga 10,52 persen sepanjang tahun 2010 menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Pemerintah melalui instansi terkait, diminta mengambil langkah tegas mengendalikan inflasi dengan beberapa stimulus pembangunan sektor perekonomian.
 
Kesimpulan ini terungkap pada diskusi bulanan yang digelar Fraksi Gerakan Keadilan DPRD Provinsi Jambi, Rabu (2/3).
 
Ketua Fraksi GK, Henri Masyhur mengatakan, ibarat penyakit, inflasi tergolong sangat mematikan. Karena berdampak sangat luas ketengah masyarakat. “Bahkan bila dipolitisir, gejala inflasi berdampak sangat fatal bagi pemerintahan,” ujar Henri.
 
Senada, Sekretaris Fraksi Supriyanto SP mengatakan, Jambi masih sangat rentan terhadap gejolak inflasi. Akibat tingginya pasokan dan ketergantungan sembako khususnya bahan makanan dari luar provinsi. “Panjangnya mata rantai distribusi memberi efek domino inflasi semakin tinggi di Jambi,” tukasnya.
 
Turut hadir, Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Bank Indonesia Cabang Jambi, Bambang Murdadi, Kepala BPS Provinsi Jambi, Dyan Pramono Effendi beserta Kabid Distribusi dan Nerwilis, Sekretaris Bappeda Provinsi Jambi, Ammar Sholahuddin serta Guru Besar Fakultas Ekonomi Unja, Prof DR Amri Amir.
 
Sekretaris Bappeda, Ammar Sholahuddin mengatakan, Pemerintah telah berupaya menjaga pasokan di pasar. Namun karena Jambi bukanlah daerah produksi, faktor distribusi selama ini masih terhambat arus transportasi dan infrastruktur wilayah.
 
“Untuk melakukan pengendalian terhadap produksi Pemerintah juga terkendala pada kewenangan,” kata Ammar.
 
Untuk mengatasinya, Ammar menyarankan lahir kebijakan menciptakan sentra produksi dibidang komoditi pangan. “Selain memberi stimulus pada kebijakan disektor riil. Misalnya meningkatkan kredit UMKM, Samisake dan Kupem,” tukas Ammar.
 
Khusus pangan, Ammar menilai produksi di tiap daerah belum merata. Apalagi, ada kecenderungan tanaman monokultur mendominasi sebagian besar wilayah. “Upaya menguranginya, dengan memberi insentif pada petani. Sehingga ketergantungan pangan pada daerah lain berkurang yang pada gilirannya, menekan laju inflasi,” sambung Ammar.
 
Kepala BPS Provinsi Jambi, Dyan Pramono Effendi mengatakan, Tingginya laju inflasi pasti berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Karena daya beli yang terus menurun. Namun masyarakat tidak bisa berbuat banyak menghadapi lonjakan harga. “Kecuali hanya mengencangkan ikat pinggang,” tuturnya.
 
Lebih parah, inflasi di Jambi sepanjang tahun 2010 diakibatkan lonjakan harga bahan makanan.”Sehingga menjadi pekerjaan rumah dan kajian bagi pemerintah untuk mengatasinya,” sambung Dyan.
Guru Besar Fak. Ekonomi Unja, Prof Dr Amri Amir mengatakan, delapan faktor utama sehingga inflasi Jambi melebihi target yang ditetapkan. Yaitu adanya kenaikan harga bahan pangan. Khusus Cabai, ternyata tidak terbatas masalah pasokan. Adanya informasi di Media tentang harga cabai di daerah lain memicu agen mengikuti harga yang berlaku di tempat lain. “Ini faktor psikologis yang juga sangat mempengaruhi terjadinya inflasi,” ujar Amri Amir.
Faktorlain, gangguan iklim yang menyebabkan produksi tanaman pangan berkurang. “Kedepan, sangat dibutuhkan lahan minimal (lahan abadi) di tiap daerah untuk pangan. Jika tidak dilakukan, ketahanan pangan Jambi akan terancam,” tukasnya.***


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More