TIM Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi yang diketuai Asisten II Setda Provinsi Jambi dinilai “kurang greget” mengendalikan inflasi. Apalagi, tidak ada langkah nyata yang dilakukan pasca pertemuan yang dilakukan triwulanan di Bank Indonesia Jambi itu. Kesimpulan ini mengemuka pada Diskusi Bulanan yang digelar di Fraksi Gerakan Keadilan DPRD Provinsi Jambi, Rabu (2/2).
Anggota TPID, Prof Amri Amir mengatakan, tim sudah memberi sinyal bakal terjadi lonjakan inflasi pada tahun 2010. agar segera dilakukan langkah antisipasi pasca pertemuan. “Tapi beberapa waktu kemudian, tidak ada yang dilakukan,” ujar Amri.
Beda dengan di Pulau Jawa. Dicontohkan Amri Amir, TPID disana begitu agresif menanggulangi inflasi. Misalnya menampung barang dari sentra produksi untuk kemudian menyalurkannya ke pasar. Mereka—lanjut Amri amir, melakukan gerakan produktifitas masyarakat. Misalnya menanam cabai di tiap pekarangan rumah. “Langkah ini sekilas sepele. Namun memberi manfaat sangat besar bagi daerah,” sambung Amri.
Menurut Amri, pasca pertemuan TPID, tidak ada langkah nyata yang dilakukan. Misalnya mengalakkan kegiatan yang bersifat home industri untuk mengurangi pasokan barang dan sebagainya. “Apalagi, banyak SKPD yang belum mengetahui tentang TPID dan apa saja yang dilakukannya,” ujar Amri Amir.
Pernyataan ini mendapat dukungan staf Bank Indonesia Jambi, Febby Leorisa. Menurut Febby, Bank Indonesia tidak berkomenten “memaksa” instansi teknis menjalankan rekomendasi tim. Apalagi, banyak hal yang harus dilakukan Pemerintah ditingkat kabupaten/ Kota. Membuat kewenangan Bank Indonesia menjadi lebih terbatas. “Namun Bank Indonesia berwenang mengambil kebijakan dalam hal moneter dan fiskal,” ujar Febby.***
0 komentar:
Posting Komentar