MAHKAMAH KONSTITUSI:PASANGAN SUKA HAMDI AKHIRNYA BERHASIL MELENGGANG KE KURSI BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TEBO *MONEY POLITIC TIDAK MENGARAH PADA PELANGGARAN SECARA TERSTRUKTUR ,SISTIMATIS, DAN MASIF*DALIL-DALIL KEBERATAN PASANGAN YOPI-SAPTO TIDAK TERBUKTI DAN TIDAK BERDASARKAN HUKUM * HUMAS PROVINSI KEBOBOLAN BERITA ISTRI GUBERNUR AKIBATNYA NAMA BAIK GUBERNUR JAMBI TERCEMAR*SAMISAKE:100 juta untuk pendidikan di tiap kabupaten*WAKIL GUBERNUR:Arah Pembangunan Provinsi Jambi berwawasan Lingkungan*SAMISAKE:22 Milyar untuk bedah rumah di tiap kabupaten*Pemerintah Jambi beri bantuan dana 3,6 milyar untuk renovasi gedung Taman Budaya*Warga masih saja mengeluh soal pelayanan PDAM Tirta Mayang *HBA optimes Jambi Emas terwujud*2011 Pemerintah Jambi gulirkan dana bantuan 5 juta untuk Pengrajin*Pemprov Jambi dan PTPN VI bersama membangun Jambi*SAMISAKE:Satu Milyar Satu Kecamatan * Anggota Korpri harus Netral *

1/04/2011

Peringatan Hari Jadi Perkebunan Nasional ke 53 Di Provinsi Jamb




JEM, Puncak acara pencanangan Hari Jadi Perkebunan Nasional ke 53 tingkat Provinsi Jambi dan Gerakan bahan olahan karet (Bokar) Bersih, ditandai penyadapan perdana karet oleh Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) bersama Bupati Muaro Jambi H. Burhanudin Mahir, yang dilaksanakan di Desa Sebapo Kecamatan Jaluko Mestong Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (14/12).
Pada kesempatan ini Gubernur Jambi dalam arahannya menyampaikan bahwa kesempatan ini merupakan kesempatan yang membahagiakan dan membanggakan, karena di Hari Jadi Perkebunan Nasional ke 53 tingkat Provinsi Jambi dan Gerakan Bokar Bersih ini berkesempatan menyadap perdana karet Program Pengembangan Karet Rakyat yang ditanam oleh Wakil Presiden RI H. Yusuf Kalla, pada tahun 2006.
Selain itu disampaikan gubernur, bahwa komoditi karet merupakan tanaman sosial yang memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat di Provinsi Jambi. Komoditi karet dihasilkan hampir di semua Kabupaten di Provinsi Jambi, salah satunya di Kabupaten Muaro Jambi ini.
Dijelaskan Gubernur bahwa saat ini luasan kebun karet di Provinsi Jambi telah mencapai 645.145 ha, dimana 99 persen diusahakan oleh rakyat, dengan produktivitas 821kg KKK/ha/tahun. Produktivitas ini beru mencapai 50 persen dari potensi yang seharusnya bisa diperoleh.
Belum tercapainya target ini, menurut gubernur disebabkan karena sebagian besar perkebunan karet rakyat di jambi masih berupa kebun karet asalan, yang masih mengandalkan hutan karet dan bukan budidaya karet. Meskipun demikian, dapat dilihat petani karet di Jambi masih tetap bertahan meski di tengah berbagai krisis yang melanda dunia. Apalagi saat ini harga bokar di tingkat petani sudah mencapai Rp17 – Rp20 ribu/kg, dimana harga ini hanya 50 – 60 persen dari harga FOB. “Dapat dibayangkan seandainya petani dapat menikmati harga bokar mencapai 80 persen FOB dan produktivitas kebun bisa mencapai 1,5 ton/ha, maka akan dapat lebih memicu perwujudan Jambi EMAS 2015”,  ujar Gubernur.
Disamping itu Gubernur juga mengingatkan kepada para petani, di saat harga karet dan kelapa sawit bagus seperti saat ini hendaknya para petani bisa menyadari bahwa sebagain dari rezeki petani itu ada haknya orang lain, untuk itu agar sebagai dari penghasilannya dapat dikeluarkan sebagai zakat penghasilan, dengan demikian trezeki yang didapat bersih dan mudah-mudahan mendapat berkah dari Allah SWT, selain itu hendaknya para petani jangan berlaku konsumtif, tetapi harus ingat menabung, sehingga suatu saat ada kebutuhan dapat dimanfaatkan, dan tidak mengalami kesulitan.
Sedangkan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Ir. Gamal Nasir, MS Perkebunan Kementerian Pertanian RI, dalam sambutan tertulisnya yang disampikan oleh Sekretaris Dirjen Perkebunan Ir. Mukti Sarjono, MSc, menyampaikan, bahwa penegasan pembangunan perkebunan yang meletakkan perkebunan rakyat sebagai tulang punggung dengan dukungan perkebunan besar telah meningkatkan kinerja perkebunan yang menghasilkan luas areal dan peningkatan pendapatan eksport.
Dijelaskannya, bahwa luas perkebunan di Indonesia pada tahun 1969 baru mencapai 4,6 juta ha, dan di tahun 2009 telah mencapai 20 juta ha, dan sebagain besar peningkatannya terjadi pada tanaman kelapa sawit, yang salah satunya ada di Provinsi Jambi. Penerimaan eksport dari sektor perkebunan mengalami peningkatan yang sangat siknipikan, yakni mencapai US$ 31 milyar, atau sekitar Rp317 triliun, Rp12 triliun didapat dari kelapa sawit, Rp6 triliun dari karet, kemudian pungutan ekspor dari minyak kelapa sawit (CPO) sebesar Rp9 triliun, dan di tahun 2010 diperkirakan pendapatan ekport akan meningkat lebih dari US$ 35, yang berasal dari kelapa sawit dan karet.
Hal ini dikarenakan harga kelapa sawit dan karet pada posisi yang sangat bagus, dimana saat ini harga kelapa sawit mencapai lebih dari US$ 1000/ton, dan harga karet sudah mencapai US$ 4/kg, untuk harga karet di tingkat petani  saat ini mencapai harga Rp17-20 ribu/kg, dan harga ini masih bisa naik lagi bila petani bisa meningkatkan kwalitas dari bokar yang dihasilkan, ujarnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Ir. Tagor Mulya Nasution melaporkan, bahwa Provinsi Jambi memiliki potensi yang cukup besar di bidang perkebunan, dari tujuh komoditi utama, yakni karet, kelapa sawit, kopi, kayu manis, kelapa dalam pinang dan teh. Tujuh komoditi ini mempunyai andil dan nama, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Bahkan komoditi utama Provinsi Jambi seperti karet dan kelapa sawit termasuk lima besar di Indonesia, sedangkan untuk kayu manis nomor satu di Indonesia, dan pinang nomor dua,”  ujarnya.
Lebih lanjut dilaporkannya, bahwa beberapa waktu yang lalu Provinsi Jambi bersama Provinsi Sumatra Selatan dan Kalimantan Selatan telah mendapat penghargaan dari Menteri Pertanian RI, sebagai penggerak untuk menghasilkan bokar bersih. Sebagai provinsi yang peduli dengan gerakan bokar bersih maka pemerintah Provinsi Jambi terus berupaya, bagaimana petani di Jambi bisa menghasilkan bokar bersih, sehingga harganya lebih tinggi, sehingga pendapatan petani semangkin besar.
Hadir pada kesempatan ini Sekretaris Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Ir. Mukti Sarjono, MSc, Kepala Dinas / Instanasi terkait lingkup Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi, Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia, Asosiasi Perkebunan Kelapa Indonesia , Dwan Rempah Indonesia, Asosiasi petani Kelapa, Dewan Kelapa Indonesia, anggota Kelompok, tokoh masyarakat dan undangan lainnya. (Sunarto / fotografer Sukirno).


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More